Sabtu, 31 Maret 2018

MAKALAH PENYAKIT MENULAR YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


PENYAKIT MENULAR YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Mata kuliah: Ilmu Kesehatan Masyarakat
DosenPengampu: Ade Rizki Amalia, M.Kes


Disusunoleh:
Kelompok 11
Kelas 3B
Rizka Novita Devi      (013068)
Shipa Khoerunnisa     (013069)



AKADEMI KEBIDANAN BOGOR HUSADA PLUS
Jl. H. Sholeh Iskandar no 4 Kota Bogor (Jl. Baru – Ring Road) BOGOR
Telp : ( 0251 ) 8 3333 99 ( Hunting )






KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Penyakit Menular yang Berkaian dengan Kesehatan Ibu dan Anak”
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing ibu Ade Rizki Amalia, M.Kes dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.




Bogor, September 2015


      Penulis
  


DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I..... PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3  Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II     TINJAUAN TEORI............................................................................ 3
2.1  Pengertian Penyakit Menular........................................................................ 3
2.2 Tiga Kelompok Utama Penyakit Menular..................................................... 5
2.3 Definisi dan Istilah Penting Penyakit Menular.............................................. 6
2.4 Komponen penularan Penyakit....................................................................... 13
2.5 Proses Penularan Penyakit...........................................................................    14
BAB III   PENUTUP............................................................................................ 16
3.1  Kesimpulan.................................................................................................... 16
3.2 Saran ……………………………………………………………………...    16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kesehatan masyarakat  merupakan suatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Di jaman era globalisasi sekarang ini yang tentunya diikuti dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sektor kehidupan manusia, begitu pula permasalahannya juga semakin meningkat yang terkait dengan kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi ligkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan kesehatan, dan sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun batasan kesehatan masyarakat (public health) ini telah dirumuskan oleh Winslow seabad yang lalu, namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan.
Di dalam kehidupan masyarakat yang sudah berkembang pesat sekarang ini, terkadang masyarakat sering melupakan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan baik itu kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, serta penyakit yang sifatnya menular dan tidak menular, serta cara pencegahan penyakit menular dan tidak menular bagi mereka asalkan sudah bisa makan dan beraktivitas sudah cukup untuk menjadikan mereka sehat. namun perkembangan dan pengembangan berbagai ilmu yang terkait dengan kesehatan masyarakat juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap bebagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian penyakit menular?
1.2.2. Apa saja tiga kelompok utama penyakit menular?
1.2.3. Sebutkan definisi dan istilah penting penyakit menular?
1.2.4. Apa saja komponen-komponen penularan penyakit?
1.2.5. Apa saja proses penularan penyakit?

1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1. Agar mahasiswa memahami mengenai pengertian penyakit menular
1.3.2. Agar mahasiswa memahami mengenai tiga kelompok utama penyakit menular
1.3.3. Agar mahasiswa memahami mengenai definisi dan istilah penting penyakit menular
1.3.4. Agar mahasiswa memahami mengenai komponen-komponen penularan penyakit
1.3.5. Agar mahasiswa memahami mengenai proses penularan penyakit







BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Penyakit Menular
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). (Wikipedia Indonesia)
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara. Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada orang yang lain karena 3 faktor berikut:
a.      Agent (penyebab penyakit)
Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat digolongkan menjadi:
1.     Golongan virus, misalnya: influenza, trachoma, cacar dan sebagainya
2.     Golongan riketsia, misalnya: typus
3.     Golongan bakteri, misalnya: disentri
4.     Golongan protozoa, misalnya: malaria, filarial dan sebagainya
5.     Golonga jamur yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya
6.     Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti: cacing gelang, cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dan sebagainya.
Kemampuan agent penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktor penting dalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri, sehingga ia dapat tetap hidup. Dari sini timbul istilah reservoir, yang diartikan sebagai berikut: 1) habitat, tempat bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang, 2) survival, tempat bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat, sehingga ia dapat tetap hidup.
b.     Sumber infeksi dan penyebaran penyakit
Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda, termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan/menyebabkan penyakit pada orang.
Macam-macam penularan (mode of transmission)
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agent/penyebab penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain, atau dari reservoir kepada induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain:
1.     Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di kota dari pada di desa yang penduduknya jarang.
2.     Pernapasan (inhalation)
Yaitu penularan melalui udara/pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejelan dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting dalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut ‘air borne infection’ (penyakit yang ditularkan melalui udara)
3.     Infeksi melalui makan dan minuman
Penyakit-penyakit ini juga sering disebut ‘food borne diseases’ atau ‘water borne diseases’ penularan melalui tangan, makanan atau minuman.
4.     Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
5.     Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi ang diperoleh melalui plasenta ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya sifilis dan toxoplasmosis.
c.      Faktor induk semang (host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan kata lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung oleh kekebalan orang yang bersangkutan.
d.     Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Tiga pendekatan atau cara untuk pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan:
1.     Eliminasi reservoir (sumber penyakit)
Eliminasi reservoir manusia sebagai penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan mengisolasi penderita, karantina.
2.     Memutuskan mata rantai penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dengan hygiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
3.     Melindungi orang-orang atau kelompok yang rentan
Bayi dan anak balita adalahmerupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular.

2.2 Tiga Kelompok Utama Penyakit Menular
a. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
b.  Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya   lebih ringan dari yang pertama
c. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi.


2.3 Definisi dan Istilah Penting Penyakit Menular
1.    Carrier : Manusia (orang) atau hewan tempat berdiamnya agent menular spesifik dengan adanya penyakit yang secara klinis tidak terlihat nyata, tetapi dapat bertindak sebagai sumber infeksi yang cukup penting.
2.    Case Fatality Rate : Biasanya dinyatakan sebagai persentase dari jumlah orang yang di diagnosis menderita penyakit yang telah ditentukan dan meninggal karenanya.
3.    Chemopraphilaxis : Pemberian bahan kimiawi termasuk antibiotika, untuk mencegah pertumbuhan atau perkembangan infeksi menjadi penyakit yang nyata.
4.    Cleaning : Pembersihan dengan menggosok dan mencuci, seperti dengan air panas, sabun atau deterjen yang sesuai, ataupun dengan penghisap debu maupun agent menular atau zat organik dari permukaan badan dimana agent menular tersebut dapat menemukan keadaan yang menguntungkan untuk bisa bertahan atau berkembang biak.
5.    Communicable Disease : Penyakit yang disebabkan oleh unsur/agent penyebab menular tertentu atau hasil racunnya, yang terjadi karena perpindahan/penularan agent atau hasilnya dari orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir lainnya (benda lain) kepada penjamu yang rentan (potencial host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui penjamu perantara hewan (vektor), atau lingkungan yang tidak hidup.
6.    Communicabel Peroid : Waktu atau selama waktu tertentu dimana agent menular dapat dipindahkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari orang yang terinfeksi ke orang lain, dari hewan terinfeksi ke manusia atau dari orang terinfeksi ke hewan, termasuk arthropoda.
7.    Contact : Orang atau hewan yang telah berhubungan/mengalami hubungan dengan orang atau hewan terinfeksi, atau lingkungan yang terkontaminasi sehingga dapat memberikan peluang untuk memperoleh agent penyakit menular.
8.    Contamination : Adanya agent menular pada permukaan tubuh, pada atau dalam pakaian, termasuk semua yang berkaitan dengan tempat tidur (bedding), mainan, alat-alat bedah atau baju operasi, maupun benda/zat mati termasuk air dan makanan.
9.    Desinfecion : Mematikan agent penyakit menular dengan bahan-bahan kimiawi atau alat/cara yang bersifat fisik yang mengena secara langsung agent penyakit menular diluar tubuh.
10.    Desinfestation : Semua proses baik secara fisik maupun kimiawi untuk merusak/menghancurkan atau memusnahkan bentuk-bentuk hewan kecil yang tidak dikehendaki khususnya arthopoda atau rodent (binatang pengerat), yang ada pada orang, pakaian, atau dalam lingkungan seseorang, atau pada hewan-hewan peliharaan ( insecticide dan rodenticide).
11.    Endemic : Adanya penyakit atau agent menular yang tetap dalam suatu area geografis tertentu; dapat juga berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu area tertentu.
Hyperendemic : Menyatakan suatu penularan hebat yang menetap (terus-menerus).
Holoendemic :   Tingkat terinfeksi yang cukup tinggi sejak awal kehidupan dan dapat mempengaruhi hampir seluruh populasi; sebagai contoh : penyakit malaria pada beberapa daerah tertentu.
12.    Epidemic : Kejadian atau peristiwa dalam suatu masyarakat atau wilayah dalam suatu kasus penyakit tertentu (atau suatu kasus kejadian yang luar biasa) yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan.
13.    Fumigation : Semua proses untuk mematikan bentuk-bentuk hewan khususnya arthropoda, rodent dan binatang kecil lainnya yang dilakukan dengan menggunakan gas.
14.    Health Education : adalah proses yang secara individu maupun secara berkelompok; orang-orang belajar untuk meningkatkan, memelihara maupun memulihkan derajat kesehatan.
15.    Host (Pejamu) : manusia atau hewan hidup, termasuk burung atau arthropoda, yang dapat memberikan kehidupan atau tempat tinggal untuk agent menular dalam kondisi alam.
16.    Imune Individual : yaitu manusia atau hewan yang mempunyai perlindungan antibodi khusus atau kekebalan seluler sebagai hasil infeksi yang terjadi sebelumnya, atau hasil imunisasi, atau satu keadaan yang disebabkan kejadian khusus sebelumnya dan memberikan reaksi yang sama untuk mencegah penyakit dan/atau adanya gejala klinis penyakit tertentu setelah mengalami keterpaparan dengan agent penyakit menular tersebut.
17.    Immunity : Kekebalan yang biasanya dihubungkan dengan adanya antibodi atau hasil aksi sel-sel yang spesifik terhadap mikro-organisme penyebab atau racunnya, dan yang dapat menimbulkan penyakit menular tertentu.
18.    Inapparent Infection : Adanya infeksi pejamu tanpa adanya tanda-tanda klinis yang jelas atau yang dapat dikenal. 
19.    Insidence Rate : Nilai suatu hasil bagi (angka), antara jumlah penderita baru suatu penyakit yang telah didiagnosis sebagai suatu penyakit khusus, atau dilaporkan dalam periode waktu yang telah ditentukan (sebagai pembilang), dan jumlah person dalam populasi yang telah ditentukan, dimana kasus tersebut terjadi (sebagai penyebut). 
The Secondary Attack Rate pada penyakit menular adalah jumlah kasus di antara keluarga atau hubungan institusional/serumah yang terjadi di antara periode inkubasi setelah keterpaparan (eksposur)pada kasus utama dalam kaitannya pada keterpaparan secara umum.
Infection Rate menyatakan kejadian dari semua infeksi, yang nyata maupun yang tidak nyata/nampak.
20.    Incubation Periode : Selang waktu antara terjadinya permulaan kontak dengan agent penyebab penyakit menular sampai timbulnya gejala yang pertama kali atau gejala penyakit yang dicurigai atau transmisi yang pertama kali pada vektor penyakit.
21.    Infected Individual : Manusia atau hewan yang merupakan tempat berdiamnya suatu agent menular, yang dapat disertai dengan gejala penyakit yang nyata atau dalam bentuk infeksi yang tanpa gejala klinis.
22.    Infection : Masuknya, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan.
23.    Infectious Agent : Suatu organisme (virus, rickettsia, bakteri, jamur, protozoa dan cacing) yang mampu menimbulkan infeksi atau penyakit menular.
24.    Infectious Disease : Penyakit yang secara klinis tampak nyata pada manusia atau hewan yang merupakan akibat suatu infeksi.
25.    Infestation : Manusia atau hewan sebagai tempat menempelnya, berkembang biaknya arthropoda pada permukaan tubuh atau di dalam pakaian.
26.    Insecticide : Semua zat kimia yang digunakan untuk mematikan, menghancurkan/membasmi serangga, bisa berupa sebagai tepung, cairan, cairan yang disemprotkan, aerosol atau seperti cat semprot; lazim adanya residu (akibat sisa penggunaan zat tersebut).
27.    Isolation : Untuk penderita isolasi dilakukan dengan melakukan pemisahan, selama masa penularan terhadap orang atau hewan yang terinfeksi dari yang lain pada tempat tertentu, serta dalam kondisi tertentu, sebagai usaha untuk mencegah maupun membatasi penularan langsung dan tidak langsung terhadap agent menular dari mereka yang terinfeksi kepada mereka yang rentan atau mereka yang dapat menyebarkan agent tersebut kepada orang lain.
28.    Molluscicide : Zat kimia yang digunakan untuk membasmi bekicot (snails) atau molluska (binatang lunak) yang lain.
29.    Morbidity Rate : Angka kejadian insidensi yang digunakan dengan memasukan semua orang dalam populasi tertentu / yang diamati yang secara klinis menderita penyakit dalam satu batas waktu tertentu.
30.    Mortality Rate : Suatu angka yang di hitung dengan cara yang sama seperti pada perhitungan Insidence Rate dengan pembilang adalah jumlah orang yang meninggal dalam satu populasi selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
31.    Nosocomial Infection : Terjadinya infeksi pada penderita di rumah sakit atau pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lain dan pada siapa pun yang pada waktu masuk tidak terdapat tanda-tanda infeksi atau dalam masa inkubasi.
32.    Pathogenicity : Kemampuan agent penyebab penyakit menular untuk menyebabkan penyakit pada pejamu (host) yang rentan.
33.    Patient or Sick People : Adalah orang yang secara jelas sakit.
34.    Personal Hygiene : Tindakan pencegahan yang menyangkut tanggung jawab individu untuk meningkatkan kesehatan serta membatasi penyebaran penyakit menular, terutama yang ditularkan secara kontak langsung.
35.    Prevalance Rate : Suatu hasil bagi (angka) yang diperoleh dengan menggunakan pembilang sebagai jumlah orang yang sakit atau gambaran dari suatu keadaan yang sebenarnya dalam suatu populasi tetentu pada suatu waktu tertentu (Point Prevalance) atau selama jangka waktu tertentu (Periode Prevalance), tanpa memperhatikan kapan mereka mulai sakit atau mulai mengalami kondisi tersebut; dan sebagai penyebut adalah jumlah orang dalam populasi dimana kasus tersebut terjadi.
36.    Quarantine : Larangan/pembatasan kegiatan orang atau hewan yang sehat yang telah mengalami kontak/terpapar dengan kasus penyakit menular selama periode penularan untuk mencegah penyebaran penyakit selama periode inkubasi andai kata infeksi sudah terjadi.
a.    Absolute or Complete Quarantine : Pembatasan kebebasan bergerak bagi mereka yang terpapar/kontak dengan kasus penyakit menular untuk periode tertentu yang tidak lebih dari waktu inkubasi terpanjang dari penyakit tersebut, sebagai usaha untuk mencegah hubungan dengan mereka yang tidak terpapar.
b.    Modified Quarantine : Suatu pilihan pembatasan sebagian dari kebebasan bergerak tehadap mereka yang mengalami kontak, umumnya atas dasar diduga atau dicurigai memiliki tingkat kerentanan yang berbeda dan dihubungkan dengan bahaya terjadinya penularan penyakit.
37.    Repellent : Bahan kimia yang diaplikasikan pada kulit atau pakaian atau tempat lain untuk mengurangi :
a.   Penyinaran dan penyerangan Arthropoda secara individu
b.   Penusukan agent lain pada kulit seperti larva cacing.
38.    Report of a Desease : Laporan resmi memberitahukan kepada pihak yang berwenang atas terjadinya penularan tertentu atau penyakit menular yang lain pada manusia atau pada hewan.
39.    Reservoir of Infectious Agent : Hewan, Arthropoda, tanaman, tanah atau zat atau kombinasinya dimana agent yang menular dapat secara normal hidup dan berkembang.
40.    Resistence : Mekanisme tubuh secara keseluruhan membuat rintangan untuk berkembangnya penyerangan atau pembiakan agent menular atau kerusakan oleh racun yang dihasilkannya.
Inherent Resistence : Kemapuan untuk melawan penyakit tidak bergantung pada antibodi atau respon jaringan yang tumbuh secara khusus.
41.    Rodetiside : Bahan kimia yang digunakan untuk memusnahkan kelompok rodensia (binatang pengerat sebangsa tikus) umumnya melalui pencernaan (ingestion).
42.    Source of Infection : manusia, hewan, objek atau zat lainnya, dimana suatu agent menular berada pada/di dalam tubuh pejamu (host).
43.    Surveillance of Disease : Berada dari pengawasan pada orang, maka pengawasan penyakit merupakan kelanjutan penelitian yang cermat dari segala aspek terjadinya dan penyebaran penyakit yang berhubungan dengan penanggulangan yang berlaku.
44.    Susceptible : Orang atau hewan yang dianggap tidak mempunyai kekebalan (daya tahan) yang cukup untuk melawan agent patogen khusus untuk mencegah terjadinya infeksi atau penyakit jika mengalami keterpaparan pada agent (rentan).
45.    Suspect Case : Orang yang mempunyai riwayat kesehatan dan tanda-tanda yang dianggap bahwa dia mungkin menderita atau sedang terjangkit penyakit yang menular.
46.    Transmission of Infectious Agent : Segala cara atau mekanisme di mana agent menular menyebar dari sumber atau reservoir ke manusia.
Mekanisme-mekanisme tersebut adalah :
a.    Direct transmission : Penularan langsung yang pada dasarnya pemindahan yang cepat dari agent menular ke pintu masuk yang sesuai di mana akan menimbulkan infekdi pada manusia atau hewan.
b.    Indirect Transmission :
1.    Vehicle-Borne : Bahan/benda mati yang terkontaminasi atau benda fomites seperti mainan, sapu tangan, pakaian kotor, tempat tidur, alat masak dan makan, alat-alat bedah atau bajunya, air, makanan, susu, produk-produk biologi termasuk darah, serum, plasma, jaringan atau anggota tubuh atau semua bahan yang dapat dipakai sebagai media perantara dimana agent menular di angkut dan masuk ke dalam pejamu (host) yang rentan melalui pintu masuk yang sesuai
2.    Vector-Borne : 
a.    Secara mekanis : Termasuk mekanisme penularan yang sederhana dimana serangga yang pada kakinya melekat berlumpur/kotoran, lalu hinggap dan merangkak atau berjalan atau dengan jalan organisme masuk ke dalam saluran pencernaan.
b.    Secara biologis : Perkembangbiakan, siklus maupun pertumbuhan atau kombinasi dari keduanya diperlukan sebelum arthropoda dapat memindahkan bentuk infektif unsur penyebab ke manusia.
3.    Air-Borne : Penyebaran unsur penyebab secara aerosol ke pintu masuk yang sesuai, biasanya saluran pernafasan. 
Unsur aerosol adalah pengandung partikel-partikel di udara yang terdiri dari sebagian, atau dapat seluruhnya jasad renik. Yang tidak dianggap sebagai air-borne ialah droplet dan partikel besar yang lain.
a.    Droplet Nuclei : Biasanya merupakan sisa/residu yang hanya sedikit, dihasilkan dari penguapan cairan droplet yang dipancarkan oleh pejamu yang terinfeksi.
b.    Dust : Partikel kecil yang ukurannya sangat bervariasi, bisa berasal dari tanah, pakaian, segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat tidur dan lantai yang terkontaminasi.
47.    Virulence : Adalah tingkat patogenitas suatu agent menular, yang dinyatakan oleh angka kefatalan kasus atau kemampuannya untuk menyerang dan merusak jaringan pada pejamu.
48.    Zoonosuis : Adalah suatu infeksi atau penyakit menular yang secara alam dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke pejamu manusia. 

2.4  Komponen-komponen Penularan Penyakit
a.      Faktor Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat faktor yang memegang peranan penting :
• Faktor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab penyakit
• Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
• Cara penularan khusus melalui mode of transmission
Unsur Penyebab Dikelompokkan Dalam :
1.     Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll.
2.     Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
3.     Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll.
4.     Fungus atau jamur baik uni maupun multiselular.
5.     Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia.
6.     Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana.
Sumber Penularan
1.     Penderita
2.     Pembawa kuman
3.     Binatang sakit
4.     Tumbuhan/benda
Cara Penularan
1.     Kontak langsung
2.     Melalui udara
3.     Melalui makanan atau minuman
4.     Melalui vector
Keadaan Pejamu
1. Keadaan umum
2. Kekebalan
3. Status gizi
4. Keturunan
Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke pejamu melalui :
1.     mukosa atau kulit
2.     saluran pencernaan
3.     saluran pernapasan
4.     saluran urogenitalia
5.     gigitan, suntikan, luka
6.     placenta
Kelompok penyakit menular yang hanya dijumpai atau lebih sering hanya dijumpai pada manusia. Penyakit ini umumnya berpindah dari manusia ke manusia dan hanya dapat menimbulkan penyakit pada manusia saja.
Reservoir binatang atau benda lain
Selain dari manusia sebagai reservoir maka penyakit menular yang mengenai manusia dapat berasal dari binatang terutama yang termasuk dalam kelompok penyakit zoonosis.
Beberapa penyakit Zoonosis utama dan reservoir utamanya
1.     Pes (plaque) Tikus
2.     Rabies (penyakit anjing gila Anjing
3.     Bovine Tuberculosis Sapi
4.     Thypus, Scrub & Murine Tikus
5.     Leptospirosis Tikus
6.     Virus Encephlitides Kuda
7.     Trichinosis Babi
8.     Hidatosis Anjing
9.     Brocellossis Sapi, kambing

2.5 Cara Penularan Penyakit
      Terdapat tiga aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara lain :
     1.    Waktu generasi (Generation Time)
Yaitu masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya usur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada penjamu lain.
2.   Kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Yaitu kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada tingkat kekebalan tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit tersebut.
3.    Angka serangan (Attack Rate)
Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari – hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.  










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara. Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah. Tiga Kelompok Utama Penyakit Menular: Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi, Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya   lebih ringan dari yang pertama, dan Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi.
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat faktor yang memegang peranan penting :
• Faktor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab penyakit
• Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
• Cara penularan khusus melalui mode of transmission
Cara penularan penyakit yaitu, Waktu generasi (Generation Time), Kekebalan kelompok (Herd Immunity) dan Angka serangan (Attack Rate)

3.2 Saran
Setelah memahami tentang penyakit menular diharapkan mahasiswa mampu memahami mengenai kelompok utama penyakit menular, definisi dan istilah penting penyakit menular, komponen penularan penyakit dan bagaimana proses penularan penyakit, sehingga dapat melakukan upaya pencegahan penyakit menular.



DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta, 2012
Syafrudin, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan.            Jakarta Timur. Trans Info Media, 2009
Bustan. Pengantar Epidemiologi. Jakarta. Rineka Cipta, 2002
Budiarto, eko. Pengantar Epidemiologi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran egc, 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LATIHAN SOAL KASUS ASKEB KEGAWATDARURATAN NEONATAL

LATIAN SOAL KASUS ASKEB GADAR KELOMPOK 1 (INDUKSI PERSALINAN) 1.       Ny. A umur 24 tahun hamil 39  minggu dating ke rumah sakit sud...