PENYAKIT
MENULAR YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Mata kuliah: Ilmu Kesehatan
Masyarakat
DosenPengampu: Ade Rizki Amalia, M.Kes
Disusunoleh:
Kelompok 11
Kelas 3B
Rizka Novita Devi (013068)
Shipa Khoerunnisa (013069)
AKADEMI
KEBIDANAN BOGOR HUSADA PLUS
Jl.
H. Sholeh Iskandar no 4 Kota Bogor (Jl. Baru – Ring Road) BOGOR
Telp : ( 0251 ) 8 3333 99 ( Hunting )
Telp : ( 0251 ) 8 3333 99 ( Hunting )
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Penyakit Menular yang Berkaian dengan
Kesehatan Ibu dan Anak”
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing ibu Ade Rizki Amalia, M.Kes dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Bogor,
September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
JUDUL.................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................................... iii
BAB I..... PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN
TEORI............................................................................ 3
2.1 Pengertian Penyakit Menular........................................................................ 3
2.2 Tiga
Kelompok Utama Penyakit Menular..................................................... 5
2.3
Definisi dan Istilah Penting Penyakit Menular.............................................. 6
2.4
Komponen penularan Penyakit....................................................................... 13
2.5
Proses Penularan Penyakit........................................................................... 14
BAB III PENUTUP............................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 16
3.2
Saran ……………………………………………………………………... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan
masyarakat merupakan suatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Di
jaman era globalisasi sekarang ini yang tentunya diikuti dengan kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sektor kehidupan
manusia, begitu pula permasalahannya juga semakin meningkat yang terkait dengan
kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah
ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan
sanitasi ligkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan kesehatan, dan
sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun batasan kesehatan masyarakat (public health) ini telah dirumuskan oleh
Winslow seabad yang lalu, namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan.
Di dalam
kehidupan masyarakat yang sudah berkembang pesat sekarang ini, terkadang
masyarakat sering melupakan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan baik itu kesehatan pribadi,
kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, serta penyakit yang sifatnya
menular dan tidak menular, serta cara pencegahan penyakit menular dan tidak
menular bagi mereka asalkan sudah bisa makan dan beraktivitas
sudah cukup untuk menjadikan mereka sehat. namun perkembangan dan pengembangan
berbagai ilmu yang terkait dengan kesehatan masyarakat juga sangat dibutuhkan
oleh masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu
mengadakan riset terhadap bebagai penyakit termasuk salah satunya adalah
penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat
penyakit.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1. Apa pengertian penyakit
menular?
1.2.2. Apa saja tiga kelompok
utama penyakit menular?
1.2.3. Sebutkan definisi dan
istilah penting penyakit menular?
1.2.4. Apa saja
komponen-komponen penularan penyakit?
1.2.5. Apa saja proses
penularan penyakit?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.3.1. Agar mahasiswa memahami
mengenai pengertian penyakit menular
1.3.2. Agar mahasiswa memahami
mengenai tiga kelompok utama penyakit menular
1.3.3. Agar mahasiswa memahami
mengenai definisi dan istilah penting penyakit menular
1.3.4. Agar mahasiswa memahami
mengenai komponen-komponen penularan penyakit
1.3.5. Agar mahasiswa memahami
mengenai proses penularan penyakit
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1
Pengertian Penyakit Menular
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah
sebuah penyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit),
bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka
bakar) atau kimia (seperti keracunan).
(Wikipedia Indonesia)
Penyakit menular adalah
penyakit yang dapat ditularkan berpindah dari orang yang satu ke orang yang
lain, baik secara langsung maupun melalui perantara. Penyakit menular ini
ditandai dengan adanya (hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang hidup dan
dapat berpindah.
Suatu penyakit dapat menular
dari orang yang satu kepada orang yang lain karena 3 faktor berikut:
a. Agent (penyebab penyakit)
Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam
epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat digolongkan menjadi:
1. Golongan virus, misalnya:
influenza, trachoma, cacar dan sebagainya
2. Golongan riketsia, misalnya:
typus
3. Golongan bakteri, misalnya:
disentri
4. Golongan protozoa, misalnya: malaria,
filarial dan sebagainya
5. Golonga jamur yakni
bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya
6. Golongan cacing, yakni
bermacam-macam cacing perut seperti: cacing gelang, cacing kremi, cacing pita,
cacing tambang, dan sebagainya.
Kemampuan
agent penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu
faktor penting dalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab
penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri, sehingga ia dapat tetap hidup.
Dari sini timbul istilah reservoir, yang diartikan sebagai berikut: 1) habitat,
tempat bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang, 2) survival, tempat bibit
penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat, sehingga ia dapat tetap
hidup.
b. Sumber infeksi dan penyebaran
penyakit
Yang
dimaksud sumber infeksi adalah semua benda, termasuk orang atau binatang yang
dapat melewatkan/menyebabkan penyakit pada orang.
Macam-macam
penularan (mode of transmission)
Mode penularan adalah suatu mekanisme
dimana agent/penyebab penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain,
atau dari reservoir kepada induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai
cara antara lain:
1.
Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak
langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi.
Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi
pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi
di kota dari pada di desa yang penduduknya jarang.
2.
Pernapasan (inhalation)
Yaitu penularan melalui
udara/pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejelan dan
tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting dalam epidemiologi
penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut ‘air borne infection’ (penyakit yang
ditularkan melalui udara)
3. Infeksi
melalui makan dan minuman
Penyakit-penyakit ini
juga sering disebut ‘food borne diseases’
atau ‘water borne diseases’ penularan
melalui tangan, makanan atau minuman.
4. Penetrasi
pada kulit
Hal ini dapat langsung
oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui
gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
5. Infeksi
melalui plasenta
Yakni infeksi ang
diperoleh melalui plasenta ibu penderita penyakit pada waktu mengandung,
misalnya sifilis dan toxoplasmosis.
c. Faktor
induk semang (host)
Terjadinya suatu
penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang ada pada
induk semang itu sendiri. Dengan kata lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada
seseorang tergantung oleh kekebalan orang yang bersangkutan.
d. Pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular
Tiga pendekatan atau
cara untuk pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan:
1. Eliminasi
reservoir (sumber penyakit)
Eliminasi reservoir
manusia sebagai penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan mengisolasi
penderita, karantina.
2. Memutuskan
mata rantai penularan
Meningkatkan sanitasi
lingkungan dengan hygiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk
memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
3. Melindungi
orang-orang atau kelompok yang rentan
Bayi dan anak balita
adalahmerupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular.
2.2 Tiga Kelompok Utama Penyakit
Menular
a.
Penyakit yang sangat berbahaya
karena angka kematian cukup tinggi.
b. Penyakit menular tertentu yang dapat
menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama
c. Penyakit menular yang jarang
menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian
materi.
2.3
Definisi dan Istilah Penting Penyakit Menular
1. Carrier : Manusia (orang) atau hewan
tempat berdiamnya agent menular spesifik dengan adanya penyakit yang secara
klinis tidak terlihat nyata, tetapi dapat bertindak sebagai sumber infeksi yang
cukup penting.
2. Case Fatality Rate : Biasanya dinyatakan
sebagai persentase dari jumlah orang yang di diagnosis menderita penyakit yang
telah ditentukan dan meninggal karenanya.
3. Chemopraphilaxis : Pemberian bahan
kimiawi termasuk antibiotika, untuk mencegah pertumbuhan atau perkembangan
infeksi menjadi penyakit yang nyata.
4. Cleaning : Pembersihan dengan menggosok
dan mencuci, seperti dengan air panas, sabun atau deterjen yang sesuai, ataupun
dengan penghisap debu maupun agent menular atau zat organik dari permukaan
badan dimana agent menular tersebut dapat menemukan keadaan yang menguntungkan
untuk bisa bertahan atau berkembang biak.
5. Communicable Disease : Penyakit yang
disebabkan oleh unsur/agent penyebab menular tertentu atau hasil racunnya, yang
terjadi karena perpindahan/penularan agent atau hasilnya dari orang yang
terinfeksi, hewan, atau reservoir lainnya (benda lain) kepada penjamu yang
rentan (potencial host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
penjamu perantara hewan (vektor), atau lingkungan yang tidak hidup.
6. Communicabel Peroid : Waktu atau selama
waktu tertentu dimana agent menular dapat dipindahkan baik secara langsung maupun
tidak langsung dari orang yang terinfeksi ke orang lain, dari hewan terinfeksi
ke manusia atau dari orang terinfeksi ke hewan, termasuk arthropoda.
7. Contact : Orang atau hewan yang telah
berhubungan/mengalami hubungan dengan orang atau hewan terinfeksi, atau
lingkungan yang terkontaminasi sehingga dapat memberikan peluang untuk
memperoleh agent penyakit menular.
8. Contamination : Adanya agent menular
pada permukaan tubuh, pada atau dalam pakaian, termasuk semua yang berkaitan
dengan tempat tidur (bedding), mainan, alat-alat bedah atau baju operasi,
maupun benda/zat mati termasuk air dan makanan.
9. Desinfecion : Mematikan agent penyakit
menular dengan bahan-bahan kimiawi atau alat/cara yang bersifat fisik yang
mengena secara langsung agent penyakit menular diluar tubuh.
10. Desinfestation : Semua proses baik
secara fisik maupun kimiawi untuk merusak/menghancurkan atau memusnahkan
bentuk-bentuk hewan kecil yang tidak dikehendaki khususnya arthopoda atau
rodent (binatang pengerat), yang ada pada orang, pakaian, atau dalam lingkungan
seseorang, atau pada hewan-hewan peliharaan ( insecticide dan rodenticide).
11. Endemic : Adanya penyakit atau agent
menular yang tetap dalam suatu area geografis tertentu; dapat juga berkenaan
dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu area
tertentu.
Hyperendemic : Menyatakan suatu penularan hebat yang menetap
(terus-menerus).
Holoendemic : Tingkat terinfeksi yang cukup
tinggi sejak awal kehidupan dan dapat mempengaruhi hampir seluruh populasi;
sebagai contoh : penyakit malaria pada beberapa daerah tertentu.
12. Epidemic : Kejadian atau peristiwa
dalam suatu masyarakat atau wilayah dalam suatu kasus penyakit tertentu (atau
suatu kasus kejadian yang luar biasa) yang secara nyata melebihi dari jumlah
yang diperkirakan.
13. Fumigation : Semua proses untuk
mematikan bentuk-bentuk hewan khususnya arthropoda, rodent dan binatang kecil
lainnya yang dilakukan dengan menggunakan gas.
14. Health Education : adalah proses yang
secara individu maupun secara berkelompok; orang-orang belajar untuk
meningkatkan, memelihara maupun memulihkan derajat kesehatan.
15. Host (Pejamu) : manusia atau hewan
hidup, termasuk burung atau arthropoda, yang dapat memberikan kehidupan atau
tempat tinggal untuk agent menular dalam kondisi alam.
16. Imune Individual : yaitu manusia atau
hewan yang mempunyai perlindungan antibodi khusus atau kekebalan seluler
sebagai hasil infeksi yang terjadi sebelumnya, atau hasil imunisasi, atau satu
keadaan yang disebabkan kejadian khusus sebelumnya dan memberikan reaksi yang
sama untuk mencegah penyakit dan/atau adanya gejala klinis penyakit tertentu setelah
mengalami keterpaparan dengan agent penyakit menular tersebut.
17. Immunity : Kekebalan yang biasanya
dihubungkan dengan adanya antibodi atau hasil aksi sel-sel yang spesifik
terhadap mikro-organisme penyebab atau racunnya, dan yang dapat menimbulkan
penyakit menular tertentu.
18. Inapparent Infection : Adanya infeksi
pejamu tanpa adanya tanda-tanda klinis yang jelas atau yang dapat dikenal.
19. Insidence Rate : Nilai suatu hasil bagi
(angka), antara jumlah penderita baru suatu penyakit yang telah didiagnosis
sebagai suatu penyakit khusus, atau dilaporkan dalam periode waktu yang telah
ditentukan (sebagai pembilang), dan jumlah person dalam populasi yang telah
ditentukan, dimana kasus tersebut terjadi (sebagai penyebut).
The Secondary Attack Rate pada penyakit menular adalah jumlah
kasus di antara keluarga atau hubungan institusional/serumah yang terjadi di
antara periode inkubasi setelah keterpaparan (eksposur)pada kasus utama dalam
kaitannya pada keterpaparan secara umum.
Infection Rate menyatakan kejadian dari semua infeksi, yang nyata maupun yang tidak nyata/nampak.
Infection Rate menyatakan kejadian dari semua infeksi, yang nyata maupun yang tidak nyata/nampak.
20. Incubation Periode : Selang waktu
antara terjadinya permulaan kontak dengan agent penyebab penyakit menular
sampai timbulnya gejala yang pertama kali atau gejala penyakit yang dicurigai
atau transmisi yang pertama kali pada vektor penyakit.
21. Infected Individual : Manusia atau
hewan yang merupakan tempat berdiamnya suatu agent menular, yang dapat disertai
dengan gejala penyakit yang nyata atau dalam bentuk infeksi yang tanpa gejala
klinis.
22. Infection : Masuknya, bertumbuh dan
berkembangnya agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan.
23. Infectious Agent : Suatu organisme
(virus, rickettsia, bakteri, jamur, protozoa dan cacing) yang mampu menimbulkan
infeksi atau penyakit menular.
24. Infectious Disease : Penyakit yang
secara klinis tampak nyata pada manusia atau hewan yang merupakan akibat suatu
infeksi.
25. Infestation : Manusia atau hewan
sebagai tempat menempelnya, berkembang biaknya arthropoda pada permukaan tubuh
atau di dalam pakaian.
26. Insecticide : Semua zat kimia yang
digunakan untuk mematikan, menghancurkan/membasmi serangga, bisa berupa sebagai
tepung, cairan, cairan yang disemprotkan, aerosol atau seperti cat semprot;
lazim adanya residu (akibat sisa penggunaan zat tersebut).
27. Isolation : Untuk penderita isolasi
dilakukan dengan melakukan pemisahan, selama masa penularan terhadap orang atau
hewan yang terinfeksi dari yang lain pada tempat tertentu, serta dalam kondisi
tertentu, sebagai usaha untuk mencegah maupun membatasi penularan langsung dan
tidak langsung terhadap agent menular dari mereka yang terinfeksi kepada mereka
yang rentan atau mereka yang dapat menyebarkan agent tersebut kepada orang
lain.
28. Molluscicide : Zat kimia yang digunakan untuk membasmi bekicot (snails) atau molluska (binatang lunak) yang lain.
28. Molluscicide : Zat kimia yang digunakan untuk membasmi bekicot (snails) atau molluska (binatang lunak) yang lain.
29. Morbidity Rate : Angka kejadian
insidensi yang digunakan dengan memasukan semua orang dalam populasi tertentu /
yang diamati yang secara klinis menderita penyakit dalam satu batas waktu
tertentu.
30. Mortality Rate : Suatu angka yang di
hitung dengan cara yang sama seperti pada perhitungan Insidence Rate dengan
pembilang adalah jumlah orang yang meninggal dalam satu populasi selama periode
waktu tertentu, biasanya satu tahun.
31. Nosocomial Infection : Terjadinya
infeksi pada penderita di rumah sakit atau pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang lain dan pada siapa pun yang pada waktu masuk tidak terdapat tanda-tanda
infeksi atau dalam masa inkubasi.
32. Pathogenicity : Kemampuan agent
penyebab penyakit menular untuk menyebabkan penyakit pada pejamu (host) yang
rentan.
33. Patient or Sick People : Adalah orang
yang secara jelas sakit.
34. Personal Hygiene : Tindakan pencegahan
yang menyangkut tanggung jawab individu untuk meningkatkan kesehatan serta
membatasi penyebaran penyakit menular, terutama yang ditularkan secara kontak
langsung.
35. Prevalance Rate : Suatu hasil bagi
(angka) yang diperoleh dengan menggunakan pembilang sebagai jumlah orang yang
sakit atau gambaran dari suatu keadaan yang sebenarnya dalam suatu populasi
tetentu pada suatu waktu tertentu (Point Prevalance) atau selama jangka waktu
tertentu (Periode Prevalance), tanpa memperhatikan kapan mereka mulai sakit
atau mulai mengalami kondisi tersebut; dan sebagai penyebut adalah jumlah orang
dalam populasi dimana kasus tersebut terjadi.
36. Quarantine : Larangan/pembatasan
kegiatan orang atau hewan yang sehat yang telah mengalami kontak/terpapar
dengan kasus penyakit menular selama periode penularan untuk mencegah
penyebaran penyakit selama periode inkubasi andai kata infeksi sudah terjadi.
a. Absolute or Complete Quarantine : Pembatasan kebebasan bergerak bagi mereka yang terpapar/kontak dengan kasus penyakit menular untuk periode tertentu yang tidak lebih dari waktu inkubasi terpanjang dari penyakit tersebut, sebagai usaha untuk mencegah hubungan dengan mereka yang tidak terpapar.
a. Absolute or Complete Quarantine : Pembatasan kebebasan bergerak bagi mereka yang terpapar/kontak dengan kasus penyakit menular untuk periode tertentu yang tidak lebih dari waktu inkubasi terpanjang dari penyakit tersebut, sebagai usaha untuk mencegah hubungan dengan mereka yang tidak terpapar.
b. Modified Quarantine : Suatu pilihan
pembatasan sebagian dari kebebasan bergerak tehadap mereka yang mengalami
kontak, umumnya atas dasar diduga atau dicurigai memiliki tingkat kerentanan
yang berbeda dan dihubungkan dengan bahaya terjadinya penularan penyakit.
37. Repellent : Bahan kimia yang
diaplikasikan pada kulit atau pakaian atau tempat lain untuk mengurangi :
a. Penyinaran dan penyerangan Arthropoda
secara individu
b. Penusukan agent lain pada kulit seperti larva cacing.
b. Penusukan agent lain pada kulit seperti larva cacing.
38. Report of a Desease : Laporan resmi memberitahukan
kepada pihak yang berwenang atas terjadinya penularan tertentu atau penyakit
menular yang lain pada manusia atau pada hewan.
39. Reservoir of Infectious Agent : Hewan,
Arthropoda, tanaman, tanah atau zat atau kombinasinya dimana agent yang menular
dapat secara normal hidup dan berkembang.
40. Resistence : Mekanisme tubuh secara
keseluruhan membuat rintangan untuk berkembangnya penyerangan atau pembiakan
agent menular atau kerusakan oleh racun yang dihasilkannya.
Inherent Resistence : Kemapuan untuk melawan penyakit tidak bergantung pada antibodi atau respon jaringan yang tumbuh secara khusus.
Inherent Resistence : Kemapuan untuk melawan penyakit tidak bergantung pada antibodi atau respon jaringan yang tumbuh secara khusus.
41. Rodetiside : Bahan kimia yang digunakan
untuk memusnahkan kelompok rodensia (binatang pengerat sebangsa tikus) umumnya
melalui pencernaan (ingestion).
42. Source of Infection : manusia, hewan,
objek atau zat lainnya, dimana suatu agent menular berada pada/di dalam tubuh
pejamu (host).
43. Surveillance of Disease : Berada dari
pengawasan pada orang, maka pengawasan penyakit merupakan kelanjutan penelitian
yang cermat dari segala aspek terjadinya dan penyebaran penyakit yang
berhubungan dengan penanggulangan yang berlaku.
44. Susceptible : Orang atau hewan yang
dianggap tidak mempunyai kekebalan (daya tahan) yang cukup untuk melawan agent
patogen khusus untuk mencegah terjadinya infeksi atau penyakit jika mengalami
keterpaparan pada agent (rentan).
45. Suspect Case : Orang yang mempunyai
riwayat kesehatan dan tanda-tanda yang dianggap bahwa dia mungkin menderita
atau sedang terjangkit penyakit yang menular.
46. Transmission of Infectious Agent :
Segala cara atau mekanisme di mana agent menular menyebar dari sumber atau
reservoir ke manusia.
Mekanisme-mekanisme tersebut adalah :
a. Direct transmission : Penularan langsung
yang pada dasarnya pemindahan yang cepat dari agent menular ke pintu masuk yang
sesuai di mana akan menimbulkan infekdi pada manusia atau hewan.
b. Indirect Transmission :
1. Vehicle-Borne : Bahan/benda mati yang
terkontaminasi atau benda fomites seperti mainan, sapu tangan, pakaian kotor,
tempat tidur, alat masak dan makan, alat-alat bedah atau bajunya, air, makanan,
susu, produk-produk biologi termasuk darah, serum, plasma, jaringan atau
anggota tubuh atau semua bahan yang dapat dipakai sebagai media perantara
dimana agent menular di angkut dan masuk ke dalam pejamu (host) yang rentan
melalui pintu masuk yang sesuai
2. Vector-Borne :
a. Secara mekanis : Termasuk mekanisme
penularan yang sederhana dimana serangga yang pada kakinya melekat
berlumpur/kotoran, lalu hinggap dan merangkak atau berjalan atau dengan jalan
organisme masuk ke dalam saluran pencernaan.
b. Secara biologis : Perkembangbiakan, siklus maupun pertumbuhan atau kombinasi dari keduanya diperlukan sebelum arthropoda dapat memindahkan bentuk infektif unsur penyebab ke manusia.
b. Secara biologis : Perkembangbiakan, siklus maupun pertumbuhan atau kombinasi dari keduanya diperlukan sebelum arthropoda dapat memindahkan bentuk infektif unsur penyebab ke manusia.
3. Air-Borne : Penyebaran unsur penyebab
secara aerosol ke pintu masuk yang sesuai, biasanya saluran pernafasan.
Unsur aerosol adalah pengandung partikel-partikel di udara
yang terdiri dari sebagian, atau dapat seluruhnya jasad renik. Yang tidak
dianggap sebagai air-borne ialah droplet dan partikel besar yang lain.
a. Droplet Nuclei : Biasanya merupakan
sisa/residu yang hanya sedikit, dihasilkan dari penguapan cairan droplet yang
dipancarkan oleh pejamu yang terinfeksi.
b. Dust : Partikel kecil yang ukurannya
sangat bervariasi, bisa berasal dari tanah, pakaian, segala sesuatu yang
berhubungan dengan tempat tidur dan lantai yang terkontaminasi.
47. Virulence : Adalah tingkat patogenitas suatu agent menular, yang dinyatakan oleh angka kefatalan kasus atau kemampuannya untuk menyerang dan merusak jaringan pada pejamu.
48. Zoonosuis : Adalah suatu infeksi atau penyakit menular yang secara alam dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke pejamu manusia.
47. Virulence : Adalah tingkat patogenitas suatu agent menular, yang dinyatakan oleh angka kefatalan kasus atau kemampuannya untuk menyerang dan merusak jaringan pada pejamu.
48. Zoonosuis : Adalah suatu infeksi atau penyakit menular yang secara alam dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke pejamu manusia.
2.4 Komponen-komponen Penularan
Penyakit
a. Faktor
Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di
dalam masyarakat faktor yang memegang peranan penting :
• Faktor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab
penyakit
• Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
• Cara penularan khusus melalui mode of transmission
Unsur Penyebab Dikelompokkan Dalam :
1.
Kelompok
arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll.
2.
Kelompok
cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
3. Kelompok protozoa seperti
plasmodium, amuba, dll.
4. Fungus
atau jamur baik uni maupun multiselular.
5. Bakteri termasuk spirochaeta
maupun ricketsia.
6. Virus sebagai kelompok penyebab
yang paling sederhana.
Sumber Penularan
1. Penderita
2. Pembawa kuman
3. Binatang sakit
4. Tumbuhan/benda
Cara Penularan
1. Kontak langsung
2. Melalui udara
3.
Melalui
makanan atau minuman
4.
Melalui
vector
Keadaan
Pejamu
1.
Keadaan umum
2.
Kekebalan
3.
Status gizi
4.
Keturunan
Cara
keluar dari sumber dan cara masuk ke pejamu melalui :
1. mukosa atau kulit
2. saluran pencernaan
3.
saluran
pernapasan
4.
saluran
urogenitalia
5.
gigitan,
suntikan, luka
6.
placenta
Kelompok penyakit menular yang
hanya dijumpai atau lebih sering hanya dijumpai pada manusia. Penyakit ini
umumnya berpindah dari manusia ke manusia dan hanya dapat menimbulkan penyakit
pada manusia saja.
Reservoir binatang atau benda
lain
Selain dari manusia sebagai reservoir maka penyakit menular yang
mengenai manusia dapat berasal dari binatang terutama yang termasuk dalam
kelompok penyakit zoonosis.
Beberapa
penyakit Zoonosis utama dan reservoir utamanya
1. Pes (plaque) Tikus
2. Rabies (penyakit anjing
gila Anjing
3. Bovine Tuberculosis Sapi
4. Thypus, Scrub &
Murine Tikus
5. Leptospirosis Tikus
6. Virus Encephlitides Kuda
7. Trichinosis Babi
8. Hidatosis Anjing
9. Brocellossis Sapi, kambing
2.5 Cara Penularan
Penyakit
Terdapat tiga aspek sifat utama
penularan penyakit dari orang ke orang, antara lain :
1. Waktu generasi
(Generation Time)
Yaitu masa
antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal
penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas
ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit
sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung,
sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya usur penyebab penyakit
hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada penjamu
lain.
2.
Kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Yaitu kemampuan
atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran
unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada tingkat kekebalan
tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah faktor utama dalam
proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit tersebut.
3.
Angka serangan (Attack Rate)
Yaitu sejumlah
kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan
anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko/kerentanan
terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis
tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan
konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan
individu dalam kehidupan sehari – hari pada kelompok populasi tertentu
merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan
bahwa Penyakit menular adalah
penyakit yang dapat ditularkan berpindah dari orang yang satu ke orang yang
lain, baik secara langsung maupun melalui perantara. Penyakit menular ini
ditandai dengan adanya (hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang hidup dan
dapat berpindah. Tiga Kelompok Utama Penyakit Menular: Penyakit yang sangat berbahaya
karena angka kematian cukup tinggi, Penyakit menular tertentu yang dapat
menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama,
dan Penyakit menular yang jarang
menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian
materi.
Pada
proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat faktor yang memegang
peranan penting :
• Faktor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab
penyakit
• Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
• Cara penularan khusus
melalui mode of transmission
Cara penularan penyakit yaitu, Waktu generasi
(Generation Time), Kekebalan kelompok (Herd Immunity) dan Angka serangan
(Attack Rate)
3.2 Saran
Setelah memahami tentang
penyakit menular diharapkan
mahasiswa mampu memahami mengenai kelompok utama
penyakit menular, definisi dan istilah penting penyakit menular, komponen
penularan penyakit dan bagaimana proses penularan penyakit, sehingga dapat
melakukan upaya pencegahan penyakit menular.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo.
Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni.
Jakarta. Rineka Cipta, 2012
Syafrudin,
dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta
Timur. Trans Info Media, 2009
Bustan.
Pengantar Epidemiologi. Jakarta.
Rineka Cipta, 2002
Budiarto, eko. Pengantar Epidemiologi. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran egc, 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar