Jumat, 30 Maret 2018

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT (PEMERIKSAAN IVA)


PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN PEMERIKSAAN IVA
(INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT)


 


Disusun oleh :
RIZKA NOVITA DEVI         173112540120017 








PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2017








PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN PEMERIKSAAN IVA
(INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT)

Rizka Novita Devi

Program Studi DIV Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional

ABSTRAK

Kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita. Kanker ini dialami oleh lebih dari 1,4 juta wanita di seluruh dunia. Setiap tahun, lebih dari 460.000 kasus terjadi dan sekitar 231.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Indonesia, kasus kanker leher rahim pada peringkat pertama dengan jumlah kasus 14.368 orang. Dari jumlah tersebut, 7,297 orang meninggal dan prevalensinya adalah 10.823 orang setiap tahunnya. Pemeriksaan kanker leher rahim dengan metode IVA digunakan untuk mendeteksi kanker secara dini. Pemeriksaan dilakukan terutama pada wanita yang telah menikah dan umur lebih dari 25 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh di RW 4 Ciderum terdapat 4 RT dengan jumlah wanita usia subur kurang lebih 200 orang. Pada kenyataannya para ibu belum mengetahui tentang deteksi dini kanker serviks dan apa manfaat dari pemeriksaan IVA, maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan dan pemeriksaan IVA.

Kata Kunci: Kanker leher rahim, Metode IVA









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
IVA merupakan salah satu metode untuk melakukan deteksi dini adanya kanker leher rahim. Skrining dengan IVA ini dinyatakan lebih mudah, lebih sederhana, dan lebih murah dibandingkan dengan tes pap smear. Karena itu, pemeriksaan IVA ini memberikan harapan besar untuk terlindung dari ganasnya efek kanker leher rahim, jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas. Masalah yang menghadang dalam penanggulangan kanker leher rahim di Indonesia adalah masih rendahnya angka cakupan tes deteksi dini atau skrining kanker ini. Skrining adalah salah satu cara untuk menemukan lesi pre kanker dan kanker pada stadium dini. Faktanya, angka skrining kanker leher rahim di Indonesia hanya berkisar kurang dari (5%) (idealnya sekitar 80%).
Karena rendahnya angka skrining itulah, maka pantas saja (70%) pasien kanker leher rahim di Indonesia terdiagnosis pada stadium lanjut. Kondisi ini membuat rendahnya angka kesakitan dan tingginya angka kematian pada pasien kanker leher rahim di Indonesia.
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2005, terdapat lebih dari 500.000 kasus kanker leher rahim baru dan lebih (95%) di antaranya ditemukan di negara-negara berkembang. Diperkirakan lebih satu juta wanita di seluruh dunia yang saat ini sedang menderita kanker leher rahim dan kebanyakan belum terdiagnosis atau tidak mendapatkan pengobatan yang dapat menyembuhkan atau memperpanjang hidup mereka. Pada tahun 2005, hampir 260.000 wanita yang meninggal akibat penyakit tersebut, dan (95%) di antaranya berasal dari negara-negara berkembang.
Di Indonesia, kasus kanker leher rahim menempati urutan pertama dengan jumlah kasus 14.368 orang. Dari jumlah itu, 7.297 di antaranya, meninggal dunia, dan prevalensi setiap tahunnya 10.823 orang. Informasi tersebut memberikan arti bahwa dari jumlah kasus yang ada, (50,78%) mengalami kematian. Sementara jika mengacu pada prevalensi setiap tahunnya yang mencapai 10.823 kasus, berarti setiap tahunnya terjadi kematian 5.495 orang.
Kasus kanker leher rahim di Indonesia, diperburuk lagi dengan banyaknya (>70%) kasus yang sudah berada pada stadium lanjut ketika datang ke Rumah Sakit. Kondisi ini terjadi juga di beberapa negara berkembang, atau di negara miskin. Agar tercapai hasil pengobatan kanker leher rahim yang lebih baik, salah satu faktor utama adalah penemuan stadium lebih awal. Pengobatan kanker leher rahim pada stadium lebih dini, akan lebih berhasil, sehingga mortalitas akan menurun.
Pemikiran perlunya metode skrining alternatif dilandasi oleh fakta, bahwa temuan sensitivitas dan spesifisitas Tes Pap bervariasi dari 50-98%. Selain itu juga kenyataannya skrining massal dengan Tes Pap belum mampu dilaksanakan antara lain karena keterbatasan ahli patologi/sitologi dan teknisi sitologi. Data dari sekretariat IAPI (Ikatan Ahli Patologi Indonesia) menunjukkan bahwa jumlah ahli patologi 178 orang pada tahun 2001 yang tersebar baru di 13 provinsi di Indonesia(10)dan jumlah skriner yang masih kurang dari 100 orang(11) pada tahun 2001. Sementara itu Indonesia mempunyai sejumlah bidan; jumlah bidan di desa 55.000 dan bidan praktek swasta (BPS) kurang sebanyak 16.000(1997) (12). Bidan adalah tenaga kesehatan yang dekat dengan masalah kesehatan wanita, yang potensinya perlu dioptimalkan, khususnya untuk program skrining kanker leher rahim. Juga adanya fakta bahwa di antara petugas kesehatan termasuk bidan, kemampuan dan kewas-padaan terhadap kanker leher rahim masih perlu diberdayakan.

B.    Analisis Situasi
Penyakit kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8‰. Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5‰. Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker serviks terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah.
Upaya pengendalian kanker, dapat dilakukan melalui pencegahan faktor risiko, deteksi dini, surveilans epidemilogi, dan penyebaran informasi. Pencegahan kanker serviks serta monitoring lesi pra kanker adalah melalui tes Pap smear, metode pemeriksaan lain yang lebih sederhana adalah Inspeksi Visual dengan Asam asetat (IVA) yang cukup terjangkau harganya. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks.
Berdasarkan data yang diperoleh di RW 4 Ciderum terdapat 4 RT dengan jumlah wanita usia subur kurang lebih 200 orang. Pada kenyataannya para ibu belum mengetahui tentang deteksi dini kanker serviks dan apa manfaat dari pemeriksaan IVA, maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan mengenai deteksi dini kanker serviks dan selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan IVA sebagai bentuk deteksi dini kanker serviks.

C.    Tujuan Kegiatan
1.     Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini terjadinya kanker serviks
2.     Terdeteksinya suspect kanker serviks dengan pemeriksaan IVA
3.     Menjadikan Puskesmas Ciderum sebagai tempat deteksi dini kanker servik dengan metode IVA









BAB II
RENCANA KERJA

A.    Jadwal Kegiatan
No.
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
1.
Persiapan






2.
Penyuluhan tentang Kanker Serviks dan Pemeriksaan IVA






3.
Pemeriksaan IVA






4.
Pencatatan dan Pelaporan







B.    Pelaksanaan
1.     Target
Bentuk kegiatan dalam pengabdian masyarakat ialah memberikan materi penyuluhan/ceramah dan memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa pemeriksaan IVA secara gratis masyarakat. Dan target dari kegiatan ini adalah agar masyarakat khususnya wanita mengerti dan paham mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA.
2.     Tempat Pelaksanaan
Penyuluhan dan pemeriksaan IVA dilakukan di Puskesmas Ciderum, Posyandu Kenanga dan Posyandu mawar.
3.     Waktu Pelaksanaan
Senin, 01 Januari 2018     : Pembukaan dan sosialisasi program
Sabtu, 03 Februari 208     : Penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA
di Puskesmas Ciderum
Sabtu, 10 Februari 2018   : Penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA
di Puskesmas Ciderum

Sabtu, 17 Februari 2018   : Penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA
di Posyandu Kenanga dan Posyandu Mawar
Kamis, 01 Maret 2018     : Pemeriksaan IVA di Puskesmas Ciderum
Kamis, 29 Maret 2018     : Pemeriksaan IVA di Puskesmas Ciderum
Kamis, 26 April 2018      : Pemeriksaan IVA di Posyandu Kenanga
Kamis, 17 Mei 2018        : Pemeriksaan IVA di Posyandu Mawar
Senin, 04 Juni 2018         : Penutupan
4.     Perlengkapan
-        Asam asetat
-        Sarung tangan
-        Kassa steril
-        Kapas
-        Larutan Klorin
-        Albothil
-        Spekulum
-        Tampontang
-        Bak instrument steril
-        Lidiwaten
-        Hand soap
-        Bed ginekologi
-        Lampu sorot
-        Selimut




5.     Pelaksanaan
WAKTU
TEMPAT
KEGIATAN
PENANGGUNG JAWAB
Senin, 01 Januari 2018
Puskesmas Ciderum
Pembukaan dan sosialisasi program
Ajeng Setya, SST
Sabtu, 03 Februari 208
Puskesmas Ciderum
Penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA
Lilis Rahayu, SST
Sabtu, 10 Februari 2018
Puskesmas Ciderum
Penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA
Ratna ningsih, SST
Sabtu, 17 Februari 2018
Posyandu Kenanga
Posyandu Mawar
Penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA
Novi Kurnia, SST
Sri Wahyuni, SST
Kamis, 01 Maret 2018
Puskesmas Ciderum
Pemeriksaan IVA
Lilis Rahayu, SST
Kamis, 29 Maret 2018
Puskesmas Ciderum
Pemeriksaan IVA
Ratna Ningsih, SST
Kamis, 26 April 2018
Posyandu Kenanga
Pemeriksaan IVA
Novi Kurnia, SST
Kamis, 17 Mei 2018
Posyandu Mawar
Pemeriksaan IVA
Sri Wahyuni, SST
Senin, 04 Juni 2018
Puskesmas Ciderum
Penutupan
Ajeng Setya, SST

6.     Ringkasan
a.      Pengertian Karsinoma Leher rahim
Karsinoma adalah tumor yang bersifat ganas yang khusus di berikan untuk tumor epiteliel dan sebabkan oleh neoplasma. Neoplasma adalah penyakit pertumbuhan sel yang terjadi karena didalam tubuh timbul dan terjadi perkembangbiakan sel-sel yang baru, yang bentuk dan sifat kinetiknya berbeda dari sel-sel normal asalnya sehingga merusak bentuk atau fungsi organ yang terkena. Neoplasma ini terjadi karena mutasi atau transformasi sel akibat ada kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel (Nada, 2007: 1).
Leher rahim merupakan bagian dari uterus yang menjorok kedalam vagina yang terdiri dari pars vaginalis atau portio dan pars supra vaginalis uteri atau bagian kanalis yang berada diatas vagina saluran yang berada pada leher rahim disebut kanalis servikkalis, panjangnya 2,5 cm yang dilapisi kelenjar-kelenjar bersilia yang berfungsi sebagai reseptakulum seminis dengan pintu saluran leher rahim sebelah dalam atau OUI (Ostium Uteri Internum ) dan pintu saluran leher rahim di vagina atau OUE (Ostium Uteri Eksternum ) (Prawirohardjo, 2001: 9-10).
b.     Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks
-        Umur nampaknya memainkan peran tertentu, insiden akan meningkat sekitar usia 35 tahun ke atas dan menurun pada usia menopause dan sangat jarang terjadi pada wanita kurang dari usia 15 tahun.
-        Merokok. Wanita yang merokok memiliki resiko tiga kali lebih besar terhadap kanker serviks daripada non-perokok. Bahan-bahan yang ditemukan dalam rokok setelah terhisap melalui paru-paru dapat terdistribusi luas ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Beberapa senyawa tersebut dapat dijumpai pada lendir serviks wanita yang merokok. Peneliti meyakini bahwa bahan-bahan kimia tersebut dapat merusak DNA pada sel-sel serviks dan berkontribusi terhadap berkembangnya kanker serviks.
-        Pil KB. Penggunaan pil KB dapat meningkatkan risiko kejadian kanker serviks, terutama yang sudah positif terkena HPV. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun ada hubungannya dengan peningkatan risiko kanker serviks. Analisis data oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2003 menemukan bahwa ada peningkatan resiko kanker serviks dengan penggunaan kontrasepsi oral, dan resiko berkurang ketika obat kontrasepsi oral dihentikan. Laporan dari IARC menyatakan bahwa dari 8 studi mengenai efek penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang positif terhadap HPV, ditemukan peningkatan resiko 4 kali lebih besar pada mereka yang menggunkan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun. Resiko kanker serviks juga meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral pada usia sebelum 20 tahun.
-        Mempunyai pasangan yang sering berganti-ganti partner dalam hubungan seks.
c.      Gejala Kanker Serviks
-        Perdarahan vagina yang bersifat abnormal
-        Adanya riwayat keputihan menahun
-        Perdarahan setelah berhubungan seksual
-        Nyeri yang menjalar ke pinggang atau tungkai
-        Nyeri saat perkemih
d.     Proses Terjadinya Kanker Serviks
Gejala umum kanker adalah dikarenakan adanya pertumbuhan sel yang tidak normal dalam tubuh. Namun sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker terjadi perubahan bentuk yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan itu tidak hanya satu atau dua tahun saja. Perubahan itu memakan waktu hingga bertahun-tahun sebelum menjadi kanker. Sebenarnya selama jeda tersebut jika Anda telah mengetahui bahwa Anda terkena kanker leher rahim maka hal tersebut dapat dicegah. Anda dapat menghentikan sel-sel yang tidak normal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi dengan kehadiran tes yang disebut dengan pap smear tes. sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko seseorang menderita kanker leher rahim.Serviks atau leher rahim/mulut rahim terletak di bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang senggama (vagina). Kanker leher rahim terjadi dikarenakan adanya pertumbuhan yang tidak normal dalam tubuh. Namun perkembangan kanker serviks secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kerainan epitel yang disebut disprasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi Karsinoma In-Situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif.
e.      Deteksi Dini Kanker Serviks
Deteksi Dini Kanker Serviks adalah Pemeriksaan untuk menemukan kanker di leher rahim, dari sejak perubahan awal sel sampai dengan pra kanker. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
-        Pencegahan Primer adalah pencegahan terhadap etiologi penyakit.
-        Pencegahan Sekunder adalah penemuan dini, diagnosis dini, dan terapi dini terhadap kanker.
-        Pencegahan Tertier. Yang dimaksud pencegahan tertier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup dalam terapi kanker.
f.      Cara Pencegahannya
-        IVA
-        Pap Smear
-        Biopsi
g.     Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau sebelum pra kanker bila dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. IVA salah satu cara melakukan tes kanker serviks yang mempunyai kelebihan yaitu kesederhanaan teknik dan kemampuan memeberikan hasil yang segera kepada ibu. Selain itu juga bisa dilakukan oleh hamper semua tenaga kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan.
h.      Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan Iva dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang telah di olesi dengan larutan asam asetat 3- 5 %. Setelah ditunggu 1- 2 menit akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada mulut rahim.
i.       Hasil Pemeriksaan
-        Hasil Tes-positif : bila diketemukan plak putih yang tebal berbatas tegas atau epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal dibanding dengan sekitarnya , seperti leukoplasia, terdapat pada zona transisional, menjorok ke arah endoserviks dan ektoserviks.
-        Positif 1 (+) : samar, transparan, tidak jelas,terdapat lesi bercak putih yang ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk sudut (angular), geograpic acetowhite lessions yang terletak jauh dari sambungan skuamosa.
-        Positif 2 (++) : lesi achetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas sampai kesambungan skumokolumnar. Lesi acetowhite yang luas circumorificial, berbatas tegas, tebal, dan padat. Pertumbuhan pada serviks menjadi acetowhite.
-        Hasil Tes-negatif: permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu. Bila area bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area bercak putih halus atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris-garis seperti bercak putih. Bercak putih berbentukgaris yang terlihat pada batas endocerviks. Tak ada lesi bercak putih. Bercak putih pada polip endoservikal atau kista nabothi. Garis putih mirip lesi acetowhite pada sambungan skuamokolumnar.
-        Hasil normal : titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks, merupakan epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam asetat. Licin,merah muda, bentuk porcio nomal.
-        Infeksi : servisitis (inflamasi, hiperemisis), banyak flour, ektropion, polop.
-        Kanker : massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.
j.       Keunggulan Tes IVA
-        Mudah dan praktis dilakukan
-        Biaya murah
-        Alat- alat yang dibutuhkan sangat sederhana
-        Dapat segera diterapi
-        Hasil bisa langsung diketahui
-        Dapat dilakukan oleh dokter/bidan


BAB III
PEMBIAYAAN KEGIATAN

Rencana Anggaran Biaya
NO
KEGIATAN
KEBUTUHAN
ANGGARAN
1
Pembukaan dan penutupan
Snack 30 @ Rp 8.000 x 2
Rp. 480.000
2
Penyuluhan
Leafleat 200 @1.000 x 200
Snack 200 @ Rp 4.000 x 200
Rp. 200.000
Rp. 800.000
3
Pemeriksaan IVA
·       Asam Asetat
·       Sarung tangan (5 box @ Rp. 45.000)
·       Kassa Steril (50 kotak @ Rp. 2.500)
·       Kapas 1 kg
·       Larutan Klorin (7 botol @Rp. 15.000)
·       Albothil (7 botol @Rp. 35.000)
·       Hand soap
·       Konsumsi (200 @ Rp 3.000)
·       Sewa alat (4 hari @Rp 150.000)
Rp.   50.000
Rp. 225.000
Rp. 125.000
Rp.   25.000
Rp. 105.000

Rp. 245.000
Rp.   30.000
Rp. 600.000
Rp. 600.000
4
Anggaran kegiatan umum
·       Honorarium
-   Penyuluhan : 4 kali @ Rp. 100.000
- Pemeriksaan IVA : 4 kali @Rp. 150.000 x 2 Pemeriksa
·       Transport (9 @ Rp. 50.000)
·       Dokumentasi
·       Pembuatan Spanduk
·       Pembuatan laporan Kegiatan
dan penggandaan
·       ATK
·       Pulsa

Rp. 400.000
Rp. 1.200.000

Rp. 450.000
Rp. 100.000
Rp.    75.000
Rp. 300.000

Rp. 100.000
Rp. 200.000

TOTAL

Rp. 6.310.000



1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site Review 2021 - LuckyClub.live
    Lucky Club 카지노사이트luckclub is an online casino. Its aim is to provide the best experience for people around the world. Players can choose from a range of different casino games,

    BalasHapus

LATIHAN SOAL KASUS ASKEB KEGAWATDARURATAN NEONATAL

LATIAN SOAL KASUS ASKEB GADAR KELOMPOK 1 (INDUKSI PERSALINAN) 1.       Ny. A umur 24 tahun hamil 39  minggu dating ke rumah sakit sud...