PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
(SISTEM MUSKULOSKELETAL, SISTEM
ENDOKRIN, TANDA-TANDA VITAL)
Tugas
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
Dosen Pengampu : Astrina SST. MKes
Disusun
Oleh Kelompok 3:
Fika Nanda A 013051
Nonik Pratiwi 013060
Rizka Novita D 013068
Kelas :
11B
AKADEMI KEBIDANAN BOGOR HUSADA
JL.KH.Soleh Iskandar No.4
Telp. 0251 8333399 Fax 0251
8334141
e-mail :
www.akbidbogorhusadaplus.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi hamba Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui dengan
judul makalah “Perubahan Fisiologis Masa Nifas”.
Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah ini di program studi di Akademi Kebidanan Bogor Husada Plus.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada IbuAstrina, SST. MKes selaku
dosen pembimbing mata kuliah ini dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa
banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Bogor,
November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR……………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………….………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………….….............................................................1
1.2 Rumusan
Masalah…………….…………….……………….…………......................1
1.3 Tujuan Penulisan ………...………………….…………………………..……………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Labioskizis Dan
Labiopalatoskizis ………………………….......……...……...……..3
2.2 Atresia Duodeni …………………. ………………………………………..…………5
2.3 Atresia Esophagus…………………………………………….………………………..6
2.4 Hernia Diafragmatika……………………………………………………………...…..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….…….10
3.2 Saran ……………………………………………………………………………….…..10
DAFTAR PUSTAKA…………………………….…………………………………….......12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang
berasal dari bahasa latin yaitu kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang
berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab
melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak
bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil. Maka ketika melahirkan, darah
tersebut keluar sedikit demi sedikit. Darah yang keluar sebelum melahirkan
disertai tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah nifas juga.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan
mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya
sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan
melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan
patologis, untuk itu perlu diperiksakan ke bidan atau dokter. Sehingga kita
sebagai bidan harus mengetahui perubahan fisiologis, oleh sebab itu, penulis
membuat makalah dengan judul “Perubahan Fisiologis Masa Nifas Dan Menyusui
(Sistem Musculoskeletal, Endokrin, Tanda-Tanda Vital)”.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1.
Apa definisi dari masa nifas?
1.2.2.
Bagaimana perubahan fisiologis masa nifas pada sistem musculoskeletal?
1.2.3.
Bagaimana perubahan fisiologis masa nifas pada system endokrin?
1.2.4.
Bagaimana perubahan fisiologis masa nifas pada tanda-tanda vital?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.3.1. Agar mahasiswa mengetahui
mengenai definisi masa nifas
1.3.2. Agar mahasiswa mengetahui
mengenai perubahan fisiologis pada system musculoskeletal
1.3.3. Agar mahasiswa mengetahui
mengenai perubahan fisiologis pada
system endokrin
1.3.4. Agar mahasiswa mengetahui
mengenai perubahan fisiologis pada tanda –tanda vital
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Masa Nifas
Masa nifas adalah
masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam
waktu 3 bulan. Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita pada umumnya 40
hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai
tanda-tanda kelahiran).
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan
mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya
sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan
melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan
patologis, untuk itu perlu diperiksakan ke bidan atau dokter. Sehingga kita
sebagai bidan harus mengetahui perubahan fisiologis, oleh sebab itu, penulis
membuat makalah dengan judul “Perubahan Fisiologis Masa Nifas Dan Menyusui
(Sistem Musculoskeletal, Endokrin, Tanda-Tanda Vital)”.
2.2 Sistem Muskuloskeletal
1. Dinding perut dan Peritoneum
a.
Setelah
persalinan, dinding perut longgar karena direnggang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu
b.
Hari
pertama abdomen mononjol masih seperti masih seperti mengandung 2 minggu
menjadi rilex, 6 minggu kembali seperti sebelum hamil.
c.
Kadang-kadang
pada wanita terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian
dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis
dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.
d.
Bila
kekuatan otot dinding perut tidak dicapai kembali, tidak ada kekuatan otot yang
menyokong kehamilan berikutnya, sulitnya penurunan bagian terendah janin saat
mengandung dan partus.
e.
Pengembalian
tonus otot dengan latihan fisik dan ambulasi dini, secara alami dengan
menurunnya progesteron.
2. Diastasis Recti Abdominis
Pada sebagian perempuan, kehamilan
dapat menyebabkan pemisahan perut (diastasis recti), suatu kondisi dimana kedua
sisi kanan dan kiri dari M. rektus abdominis “The Six-Pack” otot-otot menyebar
terpisah di garis tengah tubuh, linea alba. Pemisahan terjadi karena tanggapan
terhadap kekuatan rahim menekan dinding perut ketika hamil dan hormon
melunakkan jaringan ikat. Diastasis recti mengurangi integritas dan kekuatan
fungsional dinding perut serta dapat memperburuk nyeri punggung bawah dan
ketidakstabilan pelvis.
3. Kulit Abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak
melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang
di namakan strie. Melalui latihan postnatal, otot-otot dari dinding abdomen
seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu.
4. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat
diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rektus abdominishal tersebut
dapat dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan
yang dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal
5. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi
kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi. Tidak jarang pula
wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligamen,
fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
6. Simfisis Pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simfisis pubis yang terpisah
ini merupakan penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab
ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya di tandai oleh nyeri tekan
signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur
atau saat berjalan. Pemisahan simfisis dapat di palpasi. Sering kali klien
tidak mampu berjalan tanpa bantuan. Sementara pada kebanyakan wanita gejala
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan, pada beberapa wanita lain gejala
dapat menetap sehingga diperlukan kursi roda.
2.2 Sistem Endokrin
2.2.1.
Hormon Plasenta
Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon yang
besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon yang
diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah
persalinan.
Penurunan hormon Human Plasenta Lactogen(HPL), estrogen dan
progesteron serta plasental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik
kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna pada masa nifas.
Ibu diabetik biasanya membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama
beberapa hari. Karena perubahan hormon normal ini membuat masa nifas menjadi
suatu periode transisi untuk metebolisme karbohidrat, interpretasi tes
toleransi glukosa lebih sulit pada saat ini.
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human
Chorionic Gonadotropin(HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3
jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onzet pemenuhan mamae pada hari
ke-3 postpartum.
2.2.2
Hormon Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar bawah otak bagian
belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.
Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Pada wanita yang
memilih menyusui bayinya, isapan sang bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi
dan ini membantu uterus kembali ke bentuk normal dan merangsang produksi ASI.
2.2.3.
Hormon Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar
pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Prolaktin darah
meningkat dengan cepat, hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk
merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin
tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang
ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolaktin
menurun dalam waktu 2 minggu atau 14-21 hari setelah persalinan, sehingga
merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium ke arah permulaan
pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel,
ovulasi dan menstruasi.
2.2.4.
Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan
mempengaruhi lamanya ia mendapat menstruasi. Sering kali menstruasi pertama itu
bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
Diantara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan
45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi
setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita
laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi
50% siklus pertama anovulasi. 5. Hormon Estrogen dan Progesteron Kadar estrogen
menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam postpartum. Progesteron turun pada hari
ketiga postpartum.
2.3 Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital yang harus dikaji pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
1.
Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak
lebih dari 37,20C. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,50C dari keadaan
normal, namun tidak akan melebihi 80C. 24 jam post partum suhu badan akan naik
sedikit (37,50C-380C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan
cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi. Pada
hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena ada pembentukan ASI, buah dada
akan menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak
turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, traktus
urogenitalis atau sistem lain. Kita anggap nifas terganggu kalau ada demam
lebih dari 380C pada dua hari berturut-turut pada 10 hari yang pertama post
partum, kecuali hari pertama dan suhu harus diambil sekurang-kurangnya 4x
sehari.
2.
Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa
60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih
cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin
disebabkan oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda. Sebagai
wanita mungkin saja memiliki apa yang disebut bradikardi nifas (puerperal
bradycardia). Hal ini terjadi segera setelah kelahiran dan bisa berlanjut
sampai beberapa jam setelah kelahiran anak. Wanita semacam ini bisa memiliki
angka denyut jantung serendah 40-50 detak per menit. Sudah banyak alasan-alasan
yang diberikan sebagai kemungkinan penyebab, tetapi belum satupun yang sudah
terbukti. bradycardia semacam itu bukanlah satu alamat atau indikasi adanya
penyakit, akan tetapi sebagai satu tanda keadaan kesehatan.
3.
Pernapasan
Keadaan pernafasan selalu
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi
tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada
saluran pernafasan. Pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian
kembali seperti keadaan semula. Bila ada respirasi cepat
postpartum(>30x/menit)mungkin karena adanya syok.
4.
Tekanan
Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan
tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya pre-eklamsi
postpartum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita buat dapat disimpulkan
bahwasanya masa setelah persalinan disebut post partum atau masa nifas. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Selama pemulihan akan terjadi
perubahan fisiologis diantaranya pada sistem musculoskeletal, sistem endokrin
dan tanda-tanda vital.
3.2 Saran
Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami perubahan fisiologis masa nifas pada
sistem musculoskeletal, sistem endokrin, tanda-tanda vital, karena merupakan salah satu ilmu yang harus
dikuasai karena berkaitan dengan profesinya nanti. Dengan memahaminya tentu
akan lebih mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,
DKK. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas
(Askeb 3). Nuha Medika. Yogyakarta:
2014
http://suryadun.blogspot.com/2014/03/perubahan-fisiologis-masa-nifas.html
(diakses 20/11/2014
pukul
11:35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar